BOLSEL — Bolaang Mongondow Selatan (Bolsel) khususnya Pinolosian Tengah (Pinteng) dan Pinolosian Timur (Pintim) yang merupakan wilayah lingkar tambang PT. JRBM, belum lama ini diterjang banjir lumpur.
Banjir yang disertai lumpur dan kerikil ini disinyalir akibat aktifitas pertambangan baik perusahaan PT JRBM dan kegiatan ilegal lainnya.
Hal yang sudah berulang kali terjadi ini, menuai kemarahan dari sejumlah aktivis muda dan kelembagaan pemuda di wilayah lingkar tambang.
Pasalnya,musibah yang melanda masyarakat lingkar tambang pada tanggal 13 Agustus ini belum sama sekali diberikan bantuan oleh PT. Jr BM.
Hal tersebut sebagaimana diungkapkan Rinaldi Potabuga ,Ketua Karang Taruna Tobayagan Selatan.
Menurut Rinaldi, PT. JRBM mulai lengah dan lalai dengan kewajiban moral dan materil dengan kesehatan,keselamatan dan kesejahteraan masyarakat lingkar tambang.
“Kami menilai PT. JRBM lalai dan tidak peduli lagi terhadap masyarakat lingkar tambang khususnya di wilayah Bolsel,” ungkap Inal, sapaan akrabnya.
Lebih lanjut, Ketua Karang Taruna ini mengatakan bahwa perlakuan PT JRBM ini sudah di ambang batas kewajaran,dan tidak bisa lagi di toleransi.Sehingga dalam waktu dekat kami akan melakulan konsolidasi dengan sejumlah pemuda di lingkar tambang Bolsel untuk turun ke jalan untuk mempertanyakan persoalan tersebut.
“Saat ini kami telah membuka komunikasi dengan sejumlah pemuda di lingkar tambang Bolsel. Jika pihak perusahaan tidak punya ittikad baik, itu artinya mereka mengundang kami untuk turun ke jalan,” beber Potabuga.
Selain itu, pemuda usia 27 Tahun kelahiran Tobayagan ini mengatakan, jika dirinya dan kawan-kawan pemuda di lingkar tambang tidak akan main-main dengan persoalan tersebut.
“Kami tidak main-main dengan persoalan ini. Karena bagaimana pun, kami tidak mau di anaktirikan oleh pihak Perusahaan. Jangan hanya wilayah tetangga saja yang diperhatikan dan disentuh, sementara di wilayah kami diabaikan begitu saja,” tutupnya.//prd