Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
BeritaTerkini

Curhatan Karyanto Mooduto,Menambah Catatan “Buruk” Kinerja Mapolres Bolsel

551
×

Curhatan Karyanto Mooduto,Menambah Catatan “Buruk” Kinerja Mapolres Bolsel

Sebarkan artikel ini
Screenshot
Example 468x60

BOLSEL — Polres Bolaang Mongondow Selatan (Bolsel)  selalu saja mendapat sorotan dari publik.Belum selesai masalah Dugaan kasus PETI rata Ulang yang di 86,kini Polres Bolsel di bawah kepemimpinan Kapolres AKBP Indra Wahyudi Majid kembali ditempa issue yang tidak bagus dan berpotensi mencoreng nama baik Institusi.

Semenjak polres dipimpin Indra Wahyudi,Kepercayaan masyarakat terhadap institusi ini terus menurun drastis,dan bahkan institusi ini di anggap neraka bagi pencari keadilan.

Example 300x600

Terungkapnya kasus baru hari ini bak “bom waktu” yang meledak di Mapolres Bolsel.Dilansir dari media online indepensia, Karyanto Mooduto, tokoh masyarakat Desa Tolondadu II, menyoroti perilaku oknum anggota Polres Bolsel yang diduga memeras keluarganya dalam kasus pertikaian yang melibatkan adiknya, Herman Mooduto.

Menurut Karyanto, kasus penganiayaan yang terjadi dua bulan lalu antara Herman dan Kifly Santingi sudah diselesaikan secara damai di tingkat desa. Keduanya sepakat untuk mencabut laporan dan telah mengantongi surat pengantar dari desa.

Namun, alih-alih menyelesaikan kasus sesuai kesepakatan, oknum anggota Polres Bolsel justru meminta uang sebesar Rp12.500.000 kepada keluarga Herman sebagai “syarat” untuk mencabut laporan, dengan dalih bahwa berkas sudah dilimpahkan ke kejaksaan.

“Kami awalnya diminta Rp20 juta, tapi setelah negosiasi, disepakati Rp12.500.000. Padahal, korban hanya meminta kompensasi sebesar Rp2,5 juta yang sudah kami berikan,” ungkap Karyanto dengan nada kesal.

Ia menyayangkan tindakan kakak tertua yang secara diam-diam memberikan uang tersebut kepada oknum polisi tanpa sepengetahuannya.

Lebih mengherankan, saat Karyanto mencoba memastikan status kasus ini di kejaksaan, pihak kejaksaan membantah bahwa kasus tersebut pernah dilimpahkan kepada mereka.

“Kami sudah meminta tolong kepada saudara yang dekat dengan kejaksaan untuk mengecek, dan ternyata kasus adik saya tidak pernah dilimpahkan ke sana,” tegasnya.

Kasie Humas Polres Bolsel, Ipda Ahmad Walinelo, yang dicoba dihubungi untuk dimintai konfirmasi mengenai dugaan ini, tidak merespons meskipun terlihat aktif di aplikasi WhatsApp. Sikap bungkam ini hanya menambah kecurigaan bahwa ada yang tidak beres dalam tubuh Polres Bolsel.

Kehilangan barang bukti dalam kasus tambang ilegal, dan sekarang dugaan pemerasan terhadap masyarakat, menunjukkan lemahnya pengawasan dan integritas di bawah kepemimpinan AKBP Indra Wahyudi Majid. Apakah ini menunjukkan ketidakmampuan dalam menjalankan tugas atau memang ada indikasi kesengajaan untuk melindungi praktik-praktik tidak terpuji?

Masyarakat menuntut langkah tegas dan transparansi dari pihak kepolisian dan berharap ada intervensi dari pihak yang lebih tinggi untuk membersihkan institusi ini dari oknum-oknum nakal yang merusak citra kepolisian.//prd

Example 300250
Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *