BOLMONG — Dalam suasana hening disertai cahaya matahari yang cerah mulai naik ke langit pada Selasa 5 November 2024 pagi menghiasi Dusun I, Desa Tapadaka I, Kecamatan Dumoga Tenggara, Kabupaten Bolaang Mongondow (Bolmong), seberkas cahaya dari baliho besar milik pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Bolaang Mongondow (Bolmong), Dr. Ir. Limi Mokodompit MM dan Welty Komaling SE MM, memancar dengan penuh ketulusan untuk membangun daerah dan mewujudkan kesejahteraan rakyat. Namun, salah satu baliho yang terpasang di sana tiba-tiba rusak, disobek, dan terdistorsi oleh tangan-tangan yang tak bertanggung jawab. Wajah-wajah penuh harapan yang terpampang pada baliho itu seakan tergerus oleh tindakan vandalisme yang kejam.
Kabar mengenai perusakan baliho ini cepat menyebar dalam grup whatsapp, memunculkan kekecewaan dan kekhawatiran di kalangan masyarakat. Banyak yang bertanya, siapa yang tega melakukan hal ini? Apa yang salah dengan wajah-wajah penuh pengabdian dan ketulusan bagi rakyat dan daerah tersebut? Di balik kerusakan baliho itu, ada sesuatu yang lebih kuat yang tumbuh: dukungan masyarakat untuk pasangan calon nomor urut 3 yang diusung PDI Perjuangan Bolaang Mongondow ini semakin kokoh.
Limi Mokodompit dan Welty Komaling, pasangan yang tidak hanya dikenal karena kemampuan, pengalaman memimpin dan integritas mereka, tetapi juga karena kedekatan emosional dengan masyarakat Bolmong. Mereka bukanlah wajah yang muncul dari belakang meja, jauh dari rakyat. Mereka adalah figur yang dekat, yang tumbuh dan berkembang bersama masyarakat, memahami setiap tantangan yang dihadapi oleh rakyat Bolmong, dari pelosok hingga pusat kota. Limi Mokodompit seorang birokrat dengan jenjang karir sampai Pj Bupati Bolmong sedangkan Welty Komaling politisi paripurna yang menjadi Ketua DPRD 2 periode.
Saat baliho mereka yang besar itu dirusak, masyarakat Bolmong tidak lantas menyerah atau kehilangan semangat. Sebaliknya, mereka justru semakin tergerak untuk bersatu. Rasa ketidakadilan yang muncul akibat perusakan baliho ini justru memperkuat tekad mereka untuk memberikan dukungan lebih kepada pasangan Limi-Welty yang memiliki program unggulan pembagian 1 sapi untuk setiap 1 kepala keluarga.
“Saat baliho kami rusak, rakyat yang mendukung kami semakin tergerak dan menguat. Ini bukan sekadar tentang baliho, tapi tentang tekad kami untuk memperjuangkan keadilan dan kesejahteraan masyarakat Bolmong. Limi-Welty bersama rakyat dan dicintai rakyat,” kata Ali Kobandaha, dalam sebuah wawancara yang kami lakukan.
Rakyat Bolmong pun semakin menunjukkan solidaritas mereka. Dari kalangan pemuda hingga orang tua, mereka tidak segan-segan menunjukkan dukungan dengan cara-cara sederhana, mulai dari memposting foto mereka di media sosial dengan tagar #LimiWeltyUntukBolmong, hingga membuat spanduk-spanduk kecil yang menunjukkan dukungan mereka. Mereka tahu bahwa ini adalah perjuangan yang lebih besar dari sekadar politik, ini adalah tentang masa depan Bolmong yang lebih baik.
Apa yang terjadi di Tapadaka I ini bukanlah kejadian pertama kalinya dalam dunia politik, di mana tindakan-tindakan tak terpuji digunakan untuk merusak citra dan meruntuhkan semangat para calon pemimpin. Tapi, tindakan tersebut akan membangkitkan semangat lebih dalam bagi masyarakat.
“Semakin mereka menghancurkan baliho kami, semakin kuat kami berdiri. Limi dan Welty adalah pemimpin yang kami butuhkan, dan kami akan terus mendukung mereka, meski harus menghadapi segala tantangan dalam proses demokrasi. Makin keras pertempuran, makin kuat tekanan, makin indah kemenangan,” ujar Ali Kobandaha.
Perusakan baliho ini menjadi simbol dari perjuangan yang lebih besar. Ini adalah ujian pertama bagi pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati ini, namun takdir seakan berpihak pada mereka. Masyarakat yang tadinya mungkin hanya berpikir tentang pilihan politik, kini merasa bahwa memilih Limi Mokodompit dan Welty Komaling adalah bagian dari upaya untuk menjaga keadilan, dan melawan segala bentuk ketidakadilan yang ada.
Semangat untuk memilih pemimpin yang tepat seperti Limi-Welty tak akan padam dan terus membara. Mereka yang memilih pasangan ini bukan sekadar karena mereka calon yang unggul dalam visi dan misi serta program, tetapi juga karena mereka adalah simbol dari perjuangan dan ketulusan yang tak bisa dirusak oleh siapapun.
Seiring waktu berjalan, perjuangan ini menjadi lebih nyata, lebih terang. Masyarakat Bolmong semakin mencintai pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati yang diusung oleh PDI Perjuangan ini, karena mereka bukan hanya berjuang untuk kemenangan, tetapi untuk masa depan yang lebih baik bagi seluruh masyarakat Bolmong.//prd